Pengertian Peramalan Penjualan Menurut Para Ahli
1. Dalam buku M.
Nafarin dengan judul “Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa “Peramalan
penjualan adalah perkiraan penjualan pada waktu yang akan datang dalam keadaan
tertentu dan dibuat berdsarkan data-data yang pernah terjadi dan atau mungkin
akan terjadi”. (2000 : 24)
2. Sedangkan dalam buku
Welsch, Hilton dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy
Warouw “Anggaran” yaitu : “Ramalan (forecast) bukan merupakan rencana; melinkan
suatu pernyataan dan atau penaksiran terukur dari keadaan di masa dating
tentang pokok tertentu (misalnya pendapatan penjualan) berdasarkan satu atau
lebih asumsi yang jelas.” (2000 : 148)
Dari pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
peramalan penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan datang untuk usaha
atau produk perusahaan. Dimana dalam pembuatan ramalan ini dibutuhkan
penaksiran-penaksiran, kususnya penaksiran mengenai jumlah produk yang
diperkirakan akan mampu dijual beserta harga jualnya, yang tentunya
masing-masing produk dikaitkan dengan jenis produknya yang akan dijual. Dengan
demikian keakuratan peramalan penjualan akan sangat berpengaruh terhadap
ketepatan keseluruhan anggaran.
Teknik-Teknik Dalam Peramalan Penjualan
Banyak
alat dan cara yang digunakan untuk meramalkan penjualan, menurut sifatnya, cara
atau metode untuk melakukan penaksiran atau peramalan tersebut dapat dibedakan
menjadi dua dikemukakandalam buku M Munandar dengan judul “Budgeting :Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian
Kerja, Pengawasan Kerja” yaitu“ (1) Bersifat Kualitatif ; (2) Bersifat
Kuantitatif.” (2000 : 52-82)
Adapun penjelasan dari cara atau metode untuk melakukan
penaksiran atau peramalan penjualan di
atas adalah sebagai berikut:
1. Bersifat Kualitatif
Merupakan
cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran
semacam ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang
seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat objektif. Dengan demikian
ketepatan hasil taksiran menjadi diragukan.
Adapun beberapa cara
penaksiran atau peramalan yang bersifat kualitatif ini adalah :
a) Pendapat
pimpinan bagian pemasaran.
b) Pendapat para
petugas penjualan.
c) Pendapat
lembaga-lembaga masyarakat.
d) Pendapat
konsumen.
e) Pendapat para
ahli yang dianggap memahami.
2. Bersifat Kuantitatif
Merupakan cara penaksiran yang
menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka yang menggunakan berbagai
metode statistik. Dengan menggunakan cara peramalan atau penaksiran yang
kuantitatif semacam ini diharapkan dapat menghilangkan unsur-unsur subjektif
seseorang, sehingga hasil taksirannya dapat lebih dipertanggungjawabkan.
Namun cara ini mengandung kelemahan, yaitu adanya hal-hal
yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti halnya selera konsumen,
kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berfikir masyarakat, struktur
individu yang berbeda dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif
adalah sebagai berikut :
a. Cara yang berdasarkan dari pada data
historis dari suatu variabel saja, yaitu variabel yang ditaksir itu sendiri
misalnya :
1. Metode Trend Bebas (Free Hand Method)
Pada dasarnya semua metode trend menggunakan prinsip yang
sama yaitu berusaha mengganti atau merubah garis patah-patah dalam grafik yang
dibentuk oleh data historis menjadi garis yang lebih teratur bentuknya. Metode
trend bebas menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis
diganti atau dirubah menjadi garis lurus dengan cara bebas berdasarkan pada
perusahaan dari orang yang bersangkutan.
2. Metode Trend Setengah Rata-Rata (Semi Average Method)
Menurut metode ini, garis lurus yang dibuat sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk dari data-data historis tersebut.
Data historis tersebut dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan-perhitungan
statistik dan matematika trtentu, sehingga pengaruh unsure subjektif dapat
dihilangkan.
3. Metode Trend Moment (Moment Method)
Metode trend ini menggunakan cara-cara perhitungan statistik
dan matematika tertentu. Untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti
garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian
pengaruh unsure subjektif dapat dihindarkan.
4. Metode Kuadratik (Parabolic Method)
Metode kuadratik adalah metode yang digunakan untuk
membentuk garis lengkung (non linier). Dalam hal ini digunakan bagi
perusahaan-perusahaan yang mempunyai deretan data historis yang cenderung
mengarah ke bentukgaris lengkung.
5. Metode Trend Last Square (Last Square Method)
Metode trend last square hanya merupakan penyederhanaan dari
metode trend moment, sehingga mempermudah perhitungan perhitungannya.
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari
variabel yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari
variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap
perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut.
Cara penaksiran
semacam ini misalnya :
1. Metode Regresi Tunggal
Dimana penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang
dipengaruhi dan satu variabel bebas
2. Regresi Ganda (Multiple Regression)
Dimana penaksirannya menggunakan satu variabel yang
dipengaruhi dan lebih dari satu variabel bebas.
c. Cara penaksiran yang menggunakan metode dan statistik
(trend ataupun regresi) yang ditetapkan pada berbagai analisis khusus,
seperti misalnya:
1. Analisis Industri atau Analisis Market Share
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui posisi perusahaan terhadap keadaan industri secara keseluruhan.
Dengan analisis tersebut dan dapat diketahui peranan perusahaan terhadap
industri.
Dalam kaitannya dengan budget
penjualan dapat diketahui perbandingan antara penjualan perusahaan dengan
penjualan seluruh industri yang berada disekitarnya.
2. Analisis Jenis-Jenis Produk Yang Dihasilkan Perusahaan
(Product Line)
Analisis jenis-jenis produk
diperlukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis
barang produksi.
3. Analisis Pemakaian
akhir Dari Produk (End Use Analisys)
Perkembangan penjualan dari
perusahaan barang industri, banyak dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan
yang memprosesnya lebih lanjut. Dengan metode ini diperiksa secara lebih
terperinci tentang penggunaan akhir dari produk tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca blog ini dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan silahkan dikomentari .